Rabu, 24 Juni 2015

Buddha Vacana - Bagian 1


Renungan harian dari Kitab Suci Agama Buddha
“Siapa pun yang dengan penuh perhatian menghayati sedikit saja ajaran-ajaran Sang Buddha yang tak terhingga banyaknya akan segera memperolah tidak hhanya kehidupan yang tenteram, ketenangan jiwa, dan keteguhan hati yang tak tergoyahkan, tetapi juga keramah-tamahan dan kesabaran yang tak terbatas. Sebagai jalan dan alat untuk mencapai ketenangan jiwa yang suci, ajaran ajaran Beliau penuh dengan nasihat, petunjuk, dan aturan.”
Hermann Hesse

Hari ke 1
1.  “Jika anda tidak mendapatkan guru yang memuaskan, pelajarilah Dhamma ini dan laksanakan. Karena Dhamma adalah pasti (kebenarannya), dan bila dilaksanakan dengan benar, Dhamma akan membawa ketentraman dan kebahagiaan untuk selamanya.”

Hari ke 2
2.     “Bayangkan bahwa seluruh bumi ini tertutup oleh air, dan ada seseorang yang melemparkan sebuah gelang ke permukaan air. Oleh tiupan angin, gelang tersebut terombang-ambing ke utara, selatan, timur, dan barat. Sekarang anggaplah bahwa sekali dalam seratus tahun seekor kura-kura yang buta akan muncul ke permukaan air. Apakah yang anda pikir akan terjadi? Akankah kura-kura itu memasukkan kepalanya ke dalam gelang ketika muncul di permukaan air?”
“Tidak mungkin, Bhante.”
“Nah, keadaan tersebut sama tidak mungkinnya dengan suatu mahkluk  untuk dilahirkan sebagai manusia; sama tidak mungkinnya dengan seorang Tathagata, Buddha yang maha mulia, Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna, untuk muncul di dunia; dan sama tidak mungkinnya dengan Dhamma dan ajaran-ajaran Sang Tathagata untuk dibabarkan. Namun sekarang Anda telah dilahirkan sebagai manusia, seorang Tathagata telah muncul dan Dhamma telah dibabarkan. Oleh karena itu, berusahalah sekuat tenaga untuk menyadari empat Kebenaran Mulia.”

Hari ke 3
3.  “Pintu menuju kekekalan telah terbuka. Biarlah mereka yang dapat mendengar menjawabnya dengan keyakinan.”

Hari ke 4
4.  Seorang murid yang yakin akan petunjuk-petunjuk Sang Guru dan hidup tenteram dengannya, akan berpendapat, “Sang Guru adalah maha sempurna. Aku hanyalah seorang murid-Nya. Sang Guru mahatahu, sedangkan aku tidak tahu.”
Bagi seorang murid yang yakin akan petunjuk-petunjuk Sang Guru dan hidup tenteram dengannya, selalu akan memberikan dorongan kekuatan. Ia akan berpendapat, “Aku rela mengering, seandainya aku dapat berjuang sampai aku memenangkan semua yang dapat dimenangkan oleh usaha manusia.”
Bagi seorang murid yang yakin akan petunjuk-petunjuk Sang Guru dan hidup tenteram dengannya, satu dari dua hasil ini dapatlah diharapkan-pengetahuan yang mendalam di sini dan sekarang, atau jika masih ada pendorong apa pun untuk terlahir kembali, ia tidak akan terlahir kembali.

Hari ke 5
5.  Cara Sang Tathagata membabarkan Dhamma agar orang berbuat kebajikan adalah tak tertandingi. Seseorang harus jujur dan taat, tidak menipu, berbohong atau pun menganggap remeh, juga tidak serakah, melainkan seperti seorang penjaga pintu gerbang (yang hanya memperhatikan orang yang lalu lalang), tidak makan berlebihan, penuh kedamaian, penuh perhatian, tidak malas, dan berusaha dengan sungguh-sungguh, rajin bermeditasi, selalu berhati-hati, berbicara apa adanya, teguh, mantap, dan bijaksana, tidak melekat pada kesenangan, melainkan selalu sadar dan bijaksana. Inilah ajaran yang tak tertandingi tentang berbuat kebajikan. Ajaran ini telah dimengerti semuanya oleh Sang Bhagava, dan di luar itu (berbuat keburukan) tidak ada yang perlu dimengerti lebih mendalam. Dan dengan demikian, tiada satu pun pertapa atau brahmana yang mampu melebihi Sang Bhagava dalam pengertian tentang berbuat kebajikan.

Hari ke 6
1.       “Apakah yang engkau pikirkan tentang benda ini?” tanya Sang Bhagava, “Apa artinya manfaat cermin ini?”
“Untuk bercermin, Bhante,” jawab Y.A. Rahula.
“Demikian pula, setiap perbuatan, baik yang dilakukan dengan badan jasmani, ucapan maupun pikiran, harus dilakukan setelah kita bercermin dengan cermat (pada Dhamma).”

Hari ke 7
2.       Ke gunung, hutan, dan semak-semak yang dianggap suci,
atau ke pohon-pohon serta tempat-tempat yang dikeramatkan,
kesanalah orang-orang pergi karena dicengkeram oleh ketakutan.
Tetapi tempat-tempat itu bukanlah perlindungan yang aman,
bukan pula perlindungan yang terbaik.
Bukan karena pergi kesana, orang akan terbebbas dari penderitaan.
Tetapi siapa pun yang menyatakan berlindung pada Buddha, Dhamma, dan Sangha, akan mengerti dengan bijaksana EmpatKebenaran Mulia:
Penderitaan, penyebab penderitaan, lenyapnya penderitaan,
dan Jalan Tengah BeruasDelapan yang membawa kepada lenyapnya penderitaan.
Dan inilah sebuah perlindungan yang aman,
perlindungan yang terbaik.
Dengan berlindung disini,
Orang akan terbebas dari semua penderitaan.

Hari ke 8
3.        Selama matahari dan bulan tidak muncul, tak akan ada kilauan sinar terang, tak ada pancaran cahaya, hanya ada kegelapan dan ketaknampakkan. Tak ada siang atau malam, tak ada pula bulan, pertengahan bulan, atapun musim yang bisa dibedakan. Tetapi bila matahari dan bulan telah muncul, terbitlah kialauan sinar terang, pancaran cahaya. Kegelapan dan ketaknampakkan pun lenyaplah sudah. Siang, malam, bulan dan pertengahan bulan, dan musim pun dapat di bedakan kembali.
Demikian pula halnya, selama Sang Tathagata, Buddha yang mahamulia, Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna, tidak muncul, tak akan ada kilauan sinar terang, tak ada pancaran pancaran cahaya, hanya ada kegelapan dan ketaknampakkan. Tidak akan ada pembabaran, ajaran, penjelasan, pernyataan, pembukaan tabir (ketidaktahuan), analisis, dan penerangan akan Empat KebenaranMulia. Tetapi jika Sang Tathagata,Buddha yang mahamulia,Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna, telah muncul, tampaklah kiilauan sinar terang, pancaran cahaya. Kegelapan dan ketaktampakkan pun lenyaplah sudah. Muncullah pembabaran, ajaran, penjelasan, pernyataan, pembukaan tabir (ketidaktahuan), analisis, dan penerangan akan EmpatKebenaran Mulia.

Hari ke 9
4.       Aku akan mengajarkanmu Jalan Tengah Beruas Delapan. Aku akan membabarkannya untukmu. Dengarkanlah baik baik Aku akan berbicara. Dan apakah Jalan Tengah Beruas Delapan itu? Jalan Tengah Beruas Delapan  adalah Pandangan Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar, Perbuatan Benar, Mata Pencaharian Benar, Daya Upaya Benar, Perhatian Benar, dan Konsentrasi Benar.

Apakah Pandangan Benar itu? Pandangan benar adalah pemahamantentang penderitaan, penyebab penderitaan, lenyapnya penderitaan, dan jalan menuju lenyapnya penderitaan.

Dan apakah Pikiran Benar  itu? Pikiran Benar adalah pikiran yang bebas (dari  kekotoran batin), pikiran tentang cinta kasih, dan pikiran yang suka menolong mahkluk lain.
Dan apakah Ucapan Benar itu? Ucapan Benar adalah ucapan yang bebas dari kebohongan, fitnah, caci maki ataupun omong kosonng yang tidak bermanfaat.

Dan apakah Perbuatan Benar  itu?  Perbuatan Benar adalah perbuatan menghindari pembunuhan, pencurian, penyalahgunaan perbuatan seksual dan minum-minuman keras yang menyebabkan lemahnya kesadaran.

Dan apakah Mata Pencaharian Benar  itu? Sehubungan dengan hal ini, seorang umat Buddha harus membangkitkan hasrat untuk berusaha, berjuang mengarahkan pemikirannya dalam mencegah timbulnya keinginan tidak baik yang belum muncul, melenyapkan keinginan tidak baik yang telah ada, membangkitkan keinginan baik yang belum muncul dan akhirnya, ia harus membangkitkan hasrat untuk berusaha, berjuang mengarahkan pikirannya untuk menjaga kelangsungan, menggabungkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan memenuhi keinginan baik yang sudah ada.

Dan apakah Perhatian Benar  itu? Sehubungan dengan hal ini, seorang umat Buddha harus melakukan perenungan untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh badan jasmani, pikiran, perasaan, dan kesadarannya, sehingga dapat mengendalikan diri terhadap godaan nafsu keinginan duniawi.

Dan apakah  Konsentrasi Benar  itu? Sehubungan dengan hal ini, seorang umat Buddha harus berlatih meditasi agar dapat mencapai empat jhana.
Bersambung

Buddha Vacana - Renungan harian dari Kitab Suci Agama Buddha,buku asli ditulis oleh : Y.A. Shravasti Dhammika, penerbit Pustaka Karania 1993. Judul asli : Buddha Vacana, Daily Reading from the Sacred Literature of Buddhism, edited by S. Dhammika, The Buddha Dhamma manggala Society 1989

0 komentar:

Posting Komentar

PERKUMPULAN GURU AGAMA BUDDHA INDONESIA PERKUMPULAN GURU AGAMA BUDDHA INDONESIA PERKUMPULAN GURU AGAMA BUDDHA INDONESIA PERKUMPULAN GURU AGAMA BUDDHA INDONESIA PERKUMPULAN GURU AGAMA BUDDHA INDONESIA