Renungan harian dari Kitab Suci Agama Buddha
“Siapa
pun yang dengan penuh perhatian menghayati sedikit saja ajaran-ajaran Sang
Buddha yang tak terhingga banyaknya akan segera memperolah tidak hhanya
kehidupan yang tenteram, ketenangan jiwa, dan keteguhan hati yang tak
tergoyahkan, tetapi juga keramah-tamahan dan kesabaran yang tak terbatas. Sebagai
jalan dan alat untuk mencapai ketenangan jiwa yang suci, ajaran ajaran Beliau
penuh dengan nasihat, petunjuk, dan aturan.”
Hermann
Hesse
Hari ke 1
1. “Jika anda tidak mendapatkan guru yang
memuaskan, pelajarilah Dhamma ini
dan laksanakan. Karena Dhamma adalah pasti (kebenarannya), dan bila
dilaksanakan dengan benar, Dhamma
akan membawa ketentraman dan kebahagiaan untuk selamanya.”
Hari ke 2
2. “Bayangkan
bahwa seluruh bumi ini tertutup oleh air, dan ada seseorang yang melemparkan
sebuah gelang ke permukaan air. Oleh tiupan angin, gelang tersebut
terombang-ambing ke utara, selatan, timur, dan barat. Sekarang anggaplah bahwa
sekali dalam seratus tahun seekor kura-kura yang buta akan muncul ke permukaan
air. Apakah yang anda pikir akan terjadi? Akankah kura-kura itu memasukkan kepalanya
ke dalam gelang ketika muncul di permukaan air?”
“Tidak mungkin, Bhante.”
“Nah, keadaan tersebut sama tidak mungkinnya dengan suatu
mahkluk untuk dilahirkan sebagai
manusia; sama tidak mungkinnya dengan seorang Tathagata, Buddha yang
maha mulia, Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna, untuk muncul di
dunia; dan sama tidak mungkinnya dengan Dhamma
dan ajaran-ajaran Sang Tathagata untuk dibabarkan. Namun sekarang Anda telah
dilahirkan sebagai manusia, seorang Tathagata telah muncul dan Dhamma telah
dibabarkan. Oleh karena itu, berusahalah sekuat tenaga untuk menyadari empat Kebenaran
Mulia.”
Hari ke 3
3. “Pintu menuju kekekalan telah terbuka. Biarlah mereka
yang dapat mendengar menjawabnya dengan keyakinan.”
4. Seorang murid yang yakin akan petunjuk-petunjuk
Sang Guru dan hidup tenteram dengannya, akan berpendapat, “Sang Guru adalah
maha sempurna. Aku hanyalah seorang murid-Nya. Sang Guru mahatahu, sedangkan
aku tidak tahu.”
Bagi seorang murid yang yakin akan petunjuk-petunjuk Sang Guru
dan hidup tenteram dengannya, selalu akan memberikan dorongan kekuatan. Ia akan
berpendapat, “Aku rela mengering, seandainya aku dapat berjuang sampai aku
memenangkan semua yang dapat dimenangkan oleh usaha manusia.”
Bagi seorang murid yang yakin akan petunjuk-petunjuk Sang Guru
dan hidup tenteram dengannya, satu dari dua hasil ini dapatlah
diharapkan-pengetahuan yang mendalam di sini dan sekarang, atau jika masih ada
pendorong apa pun untuk terlahir kembali, ia tidak akan terlahir kembali.
5. Cara Sang
Tathagata membabarkan Dhamma
agar orang berbuat kebajikan adalah tak tertandingi. Seseorang harus jujur dan
taat, tidak menipu, berbohong atau pun menganggap remeh, juga tidak serakah,
melainkan seperti seorang penjaga pintu gerbang (yang hanya memperhatikan orang
yang lalu lalang), tidak makan berlebihan, penuh kedamaian, penuh perhatian,
tidak malas, dan berusaha dengan sungguh-sungguh, rajin bermeditasi, selalu
berhati-hati, berbicara apa adanya, teguh, mantap, dan bijaksana, tidak melekat
pada kesenangan, melainkan selalu sadar dan bijaksana. Inilah ajaran yang tak
tertandingi tentang berbuat kebajikan. Ajaran ini telah dimengerti semuanya
oleh Sang Bhagava, dan di luar itu (berbuat keburukan) tidak ada yang perlu
dimengerti lebih mendalam. Dan dengan demikian, tiada satu pun pertapa atau
brahmana yang mampu melebihi Sang
Bhagava dalam pengertian tentang berbuat kebajikan.
Hari ke 6
1.
“Apakah yang engkau pikirkan tentang benda ini?”
tanya Sang Bhagava, “Apa artinya manfaat cermin ini?”
“Untuk bercermin, Bhante,” jawab Y.A. Rahula.
“Demikian pula, setiap perbuatan, baik yang dilakukan dengan
badan jasmani, ucapan maupun pikiran, harus dilakukan setelah kita bercermin
dengan cermat (pada Dhamma).”
Hari ke 7
2.
Ke gunung, hutan, dan semak-semak yang dianggap
suci,
atau ke pohon-pohon serta tempat-tempat yang dikeramatkan,
kesanalah orang-orang pergi karena dicengkeram oleh ketakutan.
Tetapi tempat-tempat itu bukanlah perlindungan yang aman,
bukan pula perlindungan yang terbaik.
Bukan karena pergi kesana, orang akan terbebbas dari
penderitaan.
Tetapi siapa pun yang menyatakan berlindung pada Buddha, Dhamma, dan Sangha, akan
mengerti dengan bijaksana EmpatKebenaran Mulia:
Penderitaan, penyebab penderitaan, lenyapnya penderitaan,
dan Jalan Tengah BeruasDelapan yang membawa kepada lenyapnya penderitaan.
Dan inilah sebuah perlindungan yang aman,
perlindungan yang terbaik.
Dengan berlindung disini,
Orang akan terbebas dari semua penderitaan.
Hari ke 8
3.
Selama matahari
dan bulan tidak muncul, tak akan ada kilauan sinar terang, tak ada pancaran
cahaya, hanya ada kegelapan dan ketaknampakkan. Tak ada siang atau malam, tak
ada pula bulan, pertengahan bulan, atapun musim yang bisa dibedakan. Tetapi bila
matahari dan bulan telah muncul, terbitlah kialauan sinar terang, pancaran
cahaya. Kegelapan dan ketaknampakkan pun lenyaplah sudah. Siang, malam, bulan
dan pertengahan bulan, dan musim pun dapat di bedakan kembali.
Demikian pula halnya, selama Sang Tathagata, Buddha
yang mahamulia, Buddha yang telah
mencapai Penerangan Sempurna, tidak
muncul, tak akan ada kilauan sinar terang, tak ada pancaran pancaran cahaya,
hanya ada kegelapan dan ketaknampakkan. Tidak akan ada pembabaran, ajaran,
penjelasan, pernyataan, pembukaan tabir (ketidaktahuan),
analisis, dan penerangan akan Empat KebenaranMulia. Tetapi jika Sang Tathagata,Buddha yang mahamulia,Buddha yang telah mencapai Penerangan Sempurna, telah muncul,
tampaklah kiilauan sinar terang, pancaran cahaya. Kegelapan dan ketaktampakkan
pun lenyaplah sudah. Muncullah pembabaran, ajaran, penjelasan, pernyataan,
pembukaan tabir (ketidaktahuan),
analisis, dan penerangan akan EmpatKebenaran Mulia.
Hari ke 9
4.
Aku akan mengajarkanmu Jalan Tengah Beruas Delapan. Aku akan membabarkannya untukmu. Dengarkanlah
baik baik Aku akan berbicara. Dan apakah Jalan
Tengah Beruas Delapan itu? Jalan
Tengah Beruas Delapan adalah Pandangan Benar, Pikiran Benar, Ucapan Benar,
Perbuatan Benar, Mata Pencaharian Benar, Daya Upaya Benar, Perhatian Benar, dan Konsentrasi
Benar.
Apakah Pandangan Benar
itu? Pandangan benar adalah pemahamantentang penderitaan, penyebab penderitaan,
lenyapnya penderitaan, dan jalan menuju lenyapnya penderitaan.
Dan apakah Pikiran
Benar itu? Pikiran Benar adalah
pikiran yang bebas (dari kekotoran batin), pikiran tentang cinta
kasih, dan pikiran yang suka menolong mahkluk lain.
Dan apakah Ucapan Benar
itu? Ucapan Benar adalah ucapan yang bebas dari kebohongan, fitnah, caci
maki ataupun omong kosonng yang tidak bermanfaat.
Dan apakah Perbuatan
Benar itu? Perbuatan Benar adalah perbuatan menghindari
pembunuhan, pencurian, penyalahgunaan perbuatan seksual dan minum-minuman keras
yang menyebabkan lemahnya kesadaran.
Dan apakah Mata
Pencaharian Benar itu? Sehubungan dengan
hal ini, seorang umat Buddha harus membangkitkan hasrat untuk berusaha,
berjuang mengarahkan pemikirannya dalam mencegah timbulnya keinginan tidak baik
yang belum muncul, melenyapkan keinginan tidak baik yang telah ada,
membangkitkan keinginan baik yang belum muncul dan akhirnya, ia harus
membangkitkan hasrat untuk berusaha, berjuang mengarahkan pikirannya untuk
menjaga kelangsungan, menggabungkan, menumbuhkan, mengembangkan, dan memenuhi
keinginan baik yang sudah ada.
Dan apakah Perhatian
Benar itu? Sehubungan dengan hal
ini, seorang umat Buddha harus melakukan perenungan untuk memperhatikan dengan
sungguh-sungguh badan jasmani, pikiran, perasaan, dan kesadarannya, sehingga
dapat mengendalikan diri terhadap godaan nafsu keinginan duniawi.
Dan
apakah Konsentrasi Benar itu? Sehubungan dengan hal ini, seorang umat
Buddha harus berlatih meditasi agar dapat mencapai empat jhana.
Bersambung
Buddha Vacana - Renungan harian dari Kitab Suci Agama Buddha,buku asli ditulis oleh : Y.A. Shravasti Dhammika, penerbit Pustaka Karania 1993. Judul asli : Buddha Vacana, Daily Reading from the Sacred Literature of Buddhism, edited by S. Dhammika, The Buddha Dhamma manggala Society 1989
Buddha Vacana - Renungan harian dari Kitab Suci Agama Buddha,buku asli ditulis oleh : Y.A. Shravasti Dhammika, penerbit Pustaka Karania 1993. Judul asli : Buddha Vacana, Daily Reading from the Sacred Literature of Buddhism, edited by S. Dhammika, The Buddha Dhamma manggala Society 1989
0 komentar:
Posting Komentar